counter

Selasa, 07 Juli 2015

Santri Ponpes At Taubah, "Memakmurkan" Ramadhan di Lapas Slawi

SLAWI-Meningkatkan amal ibadah di bulan suci Ramadhan merupakan tuntutan bagi setiap umat muslim. Menegakkan yang wajib dan menyempurnakannya dengan amalan-amalan sunah menjadi kenikmatan tersendiri bagi yang menjalani. Namun apakah jadinya bila terpaksa harus menjalani nikmat Ramadhan di dalam Lembaga Pemasyarakatan, apakah kesempatan untuk meningkatkan amal ibadah juga terkekang?
Apabila pertanyaan ini disodorkan kepada Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia tentu saja jawabannya adalah tidak. Hakekat lembaga pemasyarakatan adalah pembinaan, membina setiap warga binaan baik terkait kepribadian maupun kemandiriannya.

Lapas Slawi, dalam perannya sebagai institusi pembina WBP, menjalankan program pembinaan keagamaan dalam format pondok pesantren. Para WBP melalui tahapan-tahapan pembinaan selayaknya santri menjalani masa pendidikannya di dalam pesantren. Selama bulan Ramadhan, santri-santri inilah yang berperan aktif dalam mengisi kegiatan-kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh pihak lapas. Sholat tarawih berjamaah, tadarus Al Qur'an, tausyiah Ramadhan, kajian Ramadhan dan kegiatan lainnya selalu menjadi ajang potensial bagi para santri untuk mendulang amal ibadah di bulan penuh berkah ini. 

Tausyiah Ramadhan yang dilaksanakan ba'da shalat tarawih menjadi daya tarik tersendiri bagi para WBP. Berselingan dengan penceramah dari Kemenag Kab. Tegal dan Ponpes Ma'hadut Tholabah, Lebaksiu para santri Ponpes At Taubah Lapas Slawi juga secara terjadwal mengisi kegiatan tersebut. Memberikan wawasan keagamaan dengan gaya bahasa yang ceplas ceplos, natural dan dibumbui dengan cerita pengalaman hidup yang menarik membuat tausyiah dari para santri ini lebih membumi dan dinikmati oleh sesama penghuni. 

Berikut adalah salah satu petikan tausyiah dari seorang santri Ponpes At Taubah Lapas Slawi, beberapa waktu yang lalu.


Ramadhan di lembaga pemasyarakatan bukan berarti kesempatan beribadah terkekang. Bahkan, seperti di Lapas Slawi, bagi WBP beragama Islam akan diberikan sanksi apabila ketahuan tidak melaksanakan ibadah wajib seperti sholat lima waktu dan puasa Ramadhan. Banyaknya waktu luang, dan ragam kegiatan yang dilaksanakan di lapas merupakan kesempatan untuk mengintensifkan segala bentuk amalan ibadah, dan tentunya juga proses perbaikan diri.



Kontributor : Eko Nugroho