counter

Sabtu, 28 Juni 2014

RELAX SEJENAK MELAPASKAN BEBAN KERJA, LAPAS SLAWI GELAR ACARA MANCING BERSAMA



SLAWI - Suasana pagi yang menyejukkan, segar, sehat dan bersih udaranya, suasana yang sangat tepat untuk sejenak menghilangkan kepenatan terhadap rutinitas kerja. Stres di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari dialami oleh para petugas Pemasyarakatan. Petugas Pemasyarakatan, seperti di Lapas Slawi mayoritas disibukkan dengan deadline penyelesaian tugas, tuntutan pengamanan penghuni yang cenderung bertambah, dan pelayanan masyarakat yang semakin hari tentunya tidak semakin ringan, serta terkadang harus bertentangan satu dengan yang lain, masalah keluarga, beban kerja yang berlebihan, dan masih banyak tantangan lainnya yang membuat stres menjadi suatu faktor yang hampir tidak mungkin untuk dihindari. Untuk itu dalam rangka mengurangi resiko stress yang berlebihan, maka digagaslah sebuah kegiatan bertajuk “Mancing dan Makan Bersama Keluarga Besar Lapas Slawi” yang sekaligus juga digunakan sebagai wadah untuk saling bersilaturahmi menyambut kehadiran bulan suci Ramadhan 1435 H.

Alasan kenapa kegiatan yang dipilih untuk membangun kebersamaan adalah mancing, karena mancing merupakan sebuah kegiatan sederhana yang multifungsi, mancing dapat melatih pikiran untuk fokus, juga bisa mengajarkan orang untuk bersabar dan bersabar. Memancing bukan sekedar kegiatan untuk menghabiskan waktu, karena  bisa menjadi media untuk  refreshing guna kembali meningkatkan produktivitas kerja petugas yang kian hari tidak kian ringan. 

Melalui kegiatan ini, Kalapas Slawi, Yan Rusmanto, Bc.IP, S.Sos, M.Si, yang merupakan inisiator terselenggaranya acara ini ingin mengambil beberapa manfaat utama yang diharapkan ke depan mampu menunjang kinerja organisasi Lapas Slawi. Pertama, menciptakan iklim kompetitif yang sportif,yang hal ini dilambangkan dengan apresiasi terhadap pegawai yang mendapat hasil pancingan terbanyak. Kedua, memberi stimulus untuk mengembangkan ide dan kreativitas pegawai, yaitu dalam bentuk penggunaan peralatan dan umpan mancing  yang sama, masing-masing pegawai diberi keleluasaan untuk memilih tempat dan cara mancing masing-masing untuk hasil maksimal. Ketiga, membangun kedekatan untuk mempermudah koordinasi sekaligus efektivitas kinerja, yaitu digambarkan dengan kesetaraan ketika keluarga besar Lapas Slawi duduk bersama beralas tikar dan menikmati makan siang bersama dalam kesederhanaan nasi berbungkus daun.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk saling menguatkan antara personil, menguatkan ikatan silaturahmi, meningkatkan produktivitas kerja. Bahwa tugas-tugas kita kedepan bukan semakin ringan untuk itu perlu dukungan semua pihak dari jajaran petugas lapas” tutur Kalapas.

Adanya momen-momen kebersamaan seperti ini, akan terus dibutuhkan dalam rangka meningkatkan koordinasi dan kekompakan antar petugas dalam bekerja. Semoga Lapas Slawi senantiasa dapat terus baik dan lebih baik dalam kinerjanya.
Salam Pemasyarakatan.!!!! (Erik Murdiyanto)

Kamis, 26 Juni 2014

Tanggap Darurat, Lapas Slawi Jalin Kerjasama Dengan Polres Tegal

SLAWI- Menyikapi dan menindaklanjuti perintah rutin Direktur Jenderal Pemasyarakatan terkait antisipasi gangguan Kamtib, Lapas Slawi berupaya untuk merespon hal tersebut dengan mengadakan latihan penanggulangan gangguan keamanan dan ketertiban yang bekerjasama dengan Kepolisian Resor Tegal.

Pelaksanaan pemilihan Umum Presiden 2014 dan penyelenggaraan kegiatan ibadah di bulan suci Ramadhan 1435 H merupakan momen yang perlu mendapatkan perhatian khusus, dimana petugas pemasyarakatan harus bekerja ekstra guna terwujudnya stabilitas keamanan dan ketertiban lapas. Menyikapi hal tersebut Lapas Slawi bekerjasama dengan jajaran Polres Tegal menggelar Pelatihan Dalmas dan Pasukan Huru-Hara bagi 55 orang petugas Lapas Kelas IIB Slawi.

Latihan ini merupakan bagian dari latihan tanggap darurat, diadakan dengan maksud memberikan pembekalan kemampuan dan skill dalam menangani dan mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban,seperti terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban di Lapas/Rutan seperti huru-hara, perkelahian, pemberontakan dan pelarian serta gangguan keamanan dalam lapas lainnya. Petugas dilatih secara khusus belajar praktek membentuk formasi-formasi penanganan pengendalian masa dan cara menggunakan tongkat dan teknik negosiasi saat terjadinya kerusuhan dan gangguan keamanan lainnya.

Salah satu peserta, Dodi Musdianto (Komandan Jaga) menyatakan senang dengan latihan ini karena bisa menambah pengetahuan serta menanamkan rasa percaya diri dalam keadaan tidak diinginkan, " Semoga kegiatan seperti ini dapat terus diadakan, karena ilmunya sangat berguna untuk di lapangan" katanya.


Sementara itu menurut Kalapas Slawi, Yan Rusmanto, Bc.IP.,S.Sos.,M.Si mengatakan bahwa dengan adanya latihan ini diharapkan para petugas dapat mengatasi dan menanggulangi gangguan Keamanan dan Ketertiban yang terjadi di dalam lapas. " Lebih utama lagi para petugas harus dapat mengamankan keadaan dan juga tetap memperhatikan keselamatan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) maupun dirinya sendiri, karena walau bagaimanapun WBP juga memiliki HAM jadi tidak boleh diperlakukan semena-mena" tambah beliau. 
(Erik Murdiyanto, A.Md.IP, SH, MH)

Senin, 23 Juni 2014

Lapas Penuh Canda, Berkat Opera Pan Jera

SLAWI - "Bagaimanakah kelanjutan nasib Bejo di ibu kota, apakah dia akan benar-benar bejo seperti namanya atau malah akan terjebak dalam pergaulan dan pergalauan bebas Jakarta, jangan kemana-mana, karena di kamar juga ga ada apa-apa, simak kelanjutannya hanya di Opera Pan Jeraa..........yaaaa eeee" demikian seru sang dalang. Monolog seperti ini memang akrab kita dengar dari mulut pelawak Parto ketika menjadi dalang di acara komedi Opera Van Java (OVJ) di salah satu stasiun TV swasta nasional, tapi kali ini kita tidak sedang membahas acara tersebut, ini adalah salah satu contoh monolog dalang Opera Pan Jera (OPJ) ketika sedang mementaskan show rutinnya yang biasa digelar setiap hari Sabtu atau ketika ada acara-acara kedinasan lainnya di Aula DR Sahardjo Lapas Slawi. 

Opera Pan Jera, (pan jera dalam bahasa Tegal bermakna ingin tobat) merupakan salah satu kreasi warga binaan Lapas Slawi di bidang seni. Ide yang muncul dari warga binaan direspons positif, difasilitasi dan diberikan pembinaan oleh institusi Lapas Slawi, sehingga melahirkan sebuah seni pementasan yang menarik untuk dijadikan tontonan dan layak untuk dijadikan tuntunan bagi warga binaan. Bermaterikan 70% unsur komedi dan selebihnya berupa pesan-pesan, dan himbauan positif OPJ merupakan salah satu media efektif untuk menjaga kondusifnya situasi di Lapas Slawi. Dengan mengadopsi format dari OVJ yang tayang di TV, OPJ dapat menjadi ajang memunculkan kreativitas dan inovasi dari warga binaan sekaligus hiburan segar di dalam panas dan sesaknya tembok penjara.

Kalapas Slawi, Yan Rusmanto, Bc.IP, S.Sos, M.Si menilai adanya Opera Pan Jera ini adalah wujud nyata dari program pembinaan yang bersinergi. "Ini adalah bukti kalau warga binaan juga mempunyai potensi, punya kreativitas, jadi sebagai sebuah institusi yang bertugas memberi pembinaan, kita berkewajiban memaksimalkan itu semua " tambah beliau. Dengan melibatkan puluhan warga binaan baik sebagai "wayang-wayang", musisi, tim kreatif ataupun crew, OPJ ini menegaskan jika kekompakan antar sesama WBP di Lapas Slawi sangat kuat. Melalui persiapan yang tidak sebentar, mulai dari pembuatan cerita, latihan peran, pembuatan setting dan lain sebagainya nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan tertanam kuat dalam diri WBP.

Sejauh ini Opera Pan Jera sudah dipentaskan beberapa kali di Lapas Slawi, di antaranya adalah ketika Upacara Pemberian Remisi, 17 Agustus 2013 dan Upacara Sertijab Kalapas Slawi, Januari 2014 dimana di kedua acara tersebut Opera Pan Jera WBP Lapas Slawi berkesempatan disaksikan oleh Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM RI Jawa Tengah, Rinto Hakim, SH, MH dan juga Bupati Tegal, Enthus Susmono, Ph.D. Dalam sebuah kesempatan Bupati Tegal mengungkapkan ketertarikannya terhadap OPJ ini dan bahkan berkeinginan untuk dapat memfasilitasi OPJ untuk tampil di salah satu spot terbuka di Kabupaten Tegal. 

Lapas boleh diidentikkan dengan keras, garang, galak dan lain sebagainya. Namun, dengan adanya Opera Pan Jera ini, Lapas Slawi berusaha menjadi tempat yang lebih bersahabat, nyaman dan penuh canda tawa sehingga program pembinaan yang dijalankan dapat berjalan dengan lebih baik dan output-nya dapat membentuk pribadi yang jauh lebih baik dan diterima oleh masyarakat. (Eko Nugroho)

Jumat, 13 Juni 2014

Pupuk kemandirian WBP Lapas Kelas IIB Slawi dengan Budidaya Lele

Sebagai Unit Pelaksana Teknis dibawah Kementerian Hukum HAM RI Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Slawi mempunyai fungsi melakukan pembinaan Narapidana / Anak Didik. Disamping itu mempunyai tugas memberikan pembinaan kemandirian kepada WBP, pembinaan – pembinaan yang dilakukan di Lapas Slawi berupa bimbingan latihan kerja dan sekaligus mengelola hasil kerja sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam rangka pembinaan ketrampilan narapidana dan anak didik sebagai bekal apabila kembali ke masyarakat. Dalam upaya memaksimalkan potensi para WBP dan sarana prasarana Bengkel Kerja, Kasubsi Gitja selalu mencari inovasi dan melakukan peningkatan baik kwalitas produksi dan kwantitas ragam kegiatan keterampilan. Kedepan target yang akan dicapai adalah Lapas Kelas IIB Slawi mempunyai produk unggulan yang dapat dikenal dan bersaing dengan pangsa pasar di wilayah Kabupaten Tegal dan sekitarnya.

Salah satu kegiatan yang sedang dikembangkan jajaran Kegiatan kerja adalah budidaya ikan Lele. Budidaya ikan lele sangat diminati masyarakat terutama para peternak lele, karena pasarnya yang terus berkembang. Pemerintah juga gencar memberikan dukungan melalui riset benih lele unggul dan kampanye gerakan makan ikan. Sehingga bermunculan sentra-sentra budidaya ikan lele di sejumlah daerah di Kabupaten Tegal.

Untuk mendapatkan keuntungan maksimal, budidaya ikan lele sebaiknya tidak dilakukan secara sampingan atau sekadar kegiatan subsisten. Ikan lele sanggup hidup dalam kepadatan tebar yang tinggi dan memiliki rasio pemberian pakan berbanding pertumbuhan daging yang baik. Oleh karena itu, usaha budidaya ikan lele akan memberikan keuntungan lebih apabila dilakukan secara intensif.


Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen pembesaran. Untuk Lapas Kelas IIB Slawi ini yang dilaksanakan adalah budidaya ikan lele segmen pembesaran. 




Dari 1000 anakan yang sudah di budidayakan sekarang sudah menginjak 2500 ekor, demikian disampaikan Fajar Setiawan ,A.Md IP, SH Kepala Subseksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIB Slawi. Alhamdulilah disamping sebagai sarana pembinaan juga kami sudah menikmati hasilnya, beberapa kali panen, dan kemarin terakhir kami panen 85 Kg lele siap jual, yang langsung diambil oleh tengkulak ditempat, demikian paparnya.

Upaya untuk mengoptimalkan hasil dari pembesran lele ini semakin digalakan dan ditingkatkan oleh jajaran Subseksi kegiatan kerja, antara lain salahsatunya dengan menggandeng dinas terkait yang memberikan bimbingan dan penyuluhan kaitanya dengan pembudidayaan Lele.

Kedepan Kegiatan pembudidayaan lele ini bisa memberikan ilmu dan bekal yang cukup berharga bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Klas IIB Slawi jika mereka bebas kelak, sehingga mereka bisa menjadi manusia pembangunan dan manusia mandiri yang mampu memberikan kontribusi bagi kemandirian bangsa. (@setya_ardi1)

Kamis, 12 Juni 2014

Lapas Slawi Media, Pas Informasinya Asyiiik Musiknya...

" Selamat pagi jakwir cetem dan kancamedia Lapas Slawi, berjumpa kembali dengan AMKP, Anda Minta Kami Putar di Lapas Media. Selama dua jam kedepan kami akan memutarkan lagu-lagu yang sudah kancamedia rikues, sekaligus memberikan info-info bermanfaat untuk Anda, mari, jangan menyerah dan syukuri takdir yang ada. Keep stay tuned di Lapas Media, pas informasinya asyiiiik musiknya...."

SLAWI - Bak siaran di radio-radio profesional, suara luwes seperti di atas yang kental dengan logat Tegal-nya dari penyiar Lapas Media, sebuah jaringan radio sederhana yang ada di Lapas Slawi, selalu menjadi primadona hiburan bagi warga binaan bahkan para petugas di Lapas Slawi setiap harinya. Memulai siaran dari jam 08.00 WIB, Lapas Media memberikan hiburan dan sajian informatif hingga pukul 23.00. Kehadirannya selalu ditunggu oleh 300an pasang telinga keluarga besar Lapas Slawi, bahkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para tamu yang hadir, baik itu pembesuk WBP maupun tamu-tamu yang lain. "Unik sekali, di Lapas ternyata ada siaran radionya" tutur seorang pembesuk yang enggan disebut namanya.

Kepala Divisi Pemasyarakatan, Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Tengah, Drs. Hermawan Yunianto, Bc.IP.SH..MH. sangat mengapresiasi positif terhadap ide lahirnya Lapas Media di Lapas Slawi ini. Pada kunjungannya beberapa waktu silam, beliau sempat juga menjajal "serunya" siaran di Lapas Media, yang setali tiga uang menggunakan momen tersebut untuk memberikan himbauan-himbauan kepada WBP Lapas Slawi. "Ini pertama di Jawa Tengah sepertinya, kalau dikemas lebih baik lagi seharusnya bisa menjadi salah satu ikon positif bagi Pemasyarakatan" tutur beliau.

"Lapas Media ini merupakan bentuk komitmen Lapas Slawi untuk menegakkan tata tertib di dalam Lapas sesuai dengan Permenkumham No. 6 Tahun 2013, yang di salah satu poinnya menegaskan bahwa di dalam Lapas tidak diperbolehkan bagi narapidana maupun tahanan untuk membawa atau mempergunakan alat-alat elektronik seperti TV, kipas angin, radio, mp3 player dan lain sebagainya, makanya kita fasilitasi dengan hiburan tersentral melalui Lapas Media, malah ini bisa menjadi sarana komunikasi dua arah lho, karena ada kirim-kiriman salam melalui kartu rikues juga" demikian tambah David H Gultom, A.Md.IP, SH, MH, Kasi Binadik dan Giatja Lapas Slawi yang juga merupakan salah satu aktor yang membidani lahirnya Lapas Media ini ketika ditanya proses berdirinya radio yang sudah beroperasi sekitar 8 (delapan) bulan belakangan ini.

Dengan bermaterikan acara-acara seperti AMKP (Anda Minta Kami Putar) yang merupakan acara special rikues lagu-lagu populer, Leyeh-leyeh yang memutarkan lagu-lagu dangdut dan campursari, Info Terkini, yang memberikan informasi update dari Tegal dan sekitarnya, serta acara-acara menarik lainnya, Lapas Media terbukti sangat ampuh untuk meredam gejolak yang sangat mungkin terjadi akibat dari penertiban terhadap pesawat radio, MP3 player dan alat-alat elektronik lainnya yang dilakukan. WBP Lapas Slawi sangat menikmati dengan keberadaan Lapas Media ini. Hal yang sama juga dirasakan para petugas, mengingat kinerjanya sedikit banyak terbantu dengan adanya Lapas Media yang bisa berfungsi sebagai sarana pemberitahuan massal yang dapat dipergunakan sewaktu-waktu.

Simplicity is the ultimate sophistication. Kata bijak dari Leonardo da Vinci ini sangat tepat untuk mengilustrasikan keberadaan Lapas Media di Lapas Slawi. Hanya bermodalkan piranti siaran sederhana, dan disebarkan melalui speaker-speaker rakitan WBP yang dipasang di blok hunian, hiburan dan informasi istimewa dapat tersaji, gejolak negatif dapat teredam, dan pastinya tata tertib di dalam Lapas dapat ditegakkan. Intisarinya, melalui kesederhanaan Lapas Media, beragam dampak positif dapat dirasakan di Lapas Slawi. (Eko Nugroho)

Rabu, 11 Juni 2014

LAPAS KELAS IIB SLAWI UPAYAKAN PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI MELALUI KEGIATAN OUTBOND




Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Slawi dalam rangka pembinaan pegawai dan peningkatan kinerja pegawai mengadakan kegiatan Outbond di obyek wisata Waduk Cacaban Kabupaten Tegal. Acara yang dilaksanakan oleh seluruh pegawai ini menggandeng tim outbond dari Brigade Infanteri (BRIGIF) IV Dewa Ratna Slawi.





Sekilas, outbound memang terkesan sebagai aktivitas santai-santai belaka. Bagaimana tidak? Karena, aktivitasnya hanya berkutat diseputar permainan yang seru dan menyenangkan. Dilakukannya pun dalam suasana santai. Namun demikian, jangan diremehkan kegiatan yang satu ini. Soalnya, dibalik image santai dan senang-senang, ada segudang manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan outbound tour ini. Antara lain, bisa mempererat kekompakan antar pegawai Lapas Kelas IIb Slawi. Hampir semua kegiatan outbound selalu dilakukan secara berkelompok. Untuk bisa menyelesaikan suatu tantangan, diperlukan  kerja sama tim Together Everyone Achieves More.


Dengan terciptanya semangat kerjasama dan perasaan senasib sepenanggungan, maka solidaritas akan muncul dengan sendirinya. Outbound juga bisa menghilangkan gap antara karyawan lama dengan karyawan baru yang sering terjadi. Antara pimpinan dengan bawahan, Kalau senior beserta junior berada disatu tim, mau tidak  mau mereka 'dipaksa' melakukan segalanya bersama-sama. Yang tadinya mungkin di kantor hanya sekedar tahu nama, setelah outbound mereka akan lebih akrab.






Beragam tingkat kesulitan dalam permainan juga dapat membangun sikap pantang menyerah dan menumbuhkan rasa percaya diri (self-confidence) dalam diri peserta, terutama saat mereka berhasil menyelesaikan permainan. Keberanian dalam menghadapi tantangan dan mengambil resiko pun akan terbangun selama peserta mengikuti outbound.

Manfaat lainnya, outbound tour dapat mengasah kemampuan bersosialisasi. Pada saat bergabung dalam sebuah tim, peserta akan bertemu dan bekerjasama dengan orang-orang yang mungkin memiliki kepribadian berbeda dengan dirinya. Kondisi tersebut akan menjadikan peserta lebih menghargai perbedaan di sekitarnya.





Salah satu manfaat utama Lapas Kelas IIb Slawi Mengadakan Outbond ini adalah :


  1. Membentuk Leadership. Tujuan pertama dan utama Lapas Kelas IIb Slawi saat mengadakan outbound adalah untuk membentuk jiwa kepemimpinan (leadership). Dengan acara outdoor, games dan tantangan yang diberikan outbound, seseorang akan dibentuk kepemimpinannya. Hal itu sudah terkandung di dalamnya makna akan tanggung jawab, kepedulian, rasa setia kawan, saling bantu dan dukung, ilmu memimpin, problem solving dll. Leadhership tidak hanya perlu untuk pimpinan dan manajemen saja, semua anggota tim harus tahu dan terbentuk kepemimpinan dalam diri mereka.
  2. Membentuk Team Building. Tujuan kedua adalah membentuk kekuatan tim. Semua anggota dan peserta outbound akan dilatih untuk terus sadar dan mengetahui bahwa mereka adalah bagian dari tim. Yang karenanya, semua yang mereka lakukan sangat berpengaruh pada tim. Langsung ataupun tidak langsung. Apapun level mereka. Di dalam pelaksanaan outbound, tidak dibatasi mana staf, pejabat dan pimpinan. Semua lebur menjadi satu tim.
  3. Peningkatan Kinerja Tujuan ketiga ini adalah tujuan akhir, dari pengadaan Outbound adalah Adanya peningkatan kinerja. Leadhership dan tim building harus bermuara pada kerja yang semakin bagus, semakin cepat dengan hasil yang meningkat.



 (setyardi_lapasslawi)

Senin, 09 Juni 2014

Mount Trekking, Membangun Solidaritas dan Character Building Ala Lapas Slawi

      
   Slawi-Sebagai petugas pemasyarakatan, mutlak kiranya untuk mempunyai jiwa korsa dan solidaritas yang kuat antar sesama rekan kerja. Beberapa insiden yang terjadi belakangan di beberapa Lapas/Rutan dari se-antero Indonesia menjadi bukti bahwa kebutuhan institusi Pemasyarakatan akan petugas yang mampu menjaga kebersamaan dan selalu bertindak sesuai prinsip pemasyarakatan mutlak harus dipenuhi adanya. Merespons hal ini Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Slawi mengaktifkan kegiatan mount trekking (pendakian gunung) yang diikuti oleh petugas Lapas Slawi sebagai media pembentukan karakter, membangun solidaritas dan jiwa korsa. Sejauh ini sudah dua kali diadakan kegiatan mount trekking, yakni ke Gunung Lawu (18-19 April 2014) dan Gunung Sindoro (31 Mei-1 Juni 2014).
        
Kegiatan mount trekking bagi petugas Lapas Slawi diprakarsai oleh Kasubbag TU, Ary Heryanto Putro, SH, M.Si yang bermaksud memberikan pembinaan kepada petugas dalam format yang lebih nyata sekaligus menjadi sarana refreshing terhadap rutinitas kerja yang dijalani setiap hari. Berdasar studi yang dilakukan oleh Families and Work Institute (Amerika) sebuah kegiatan refreshing mempunyai beberapa manfaat, di antaranya : dapat meningkatkan memori, meningkatkan kreativitas, dan mempertajam konsentrasi. Dampak-dampak positif inilah yang diharapkan mampu terwujud dalam diri para petugas dalam tugasnya sekembali dari kegiatan mount trekking ini.

    
 Antusias dari para petugas Lapas Slawi dalam mengikuti kegiatan mount trekking ini cukup tinggi, dari 5 (lima) orang peserta (yakni Ary Heryanto P, Kukuh Setiawan, Ari Wibowo S, Shauma Ghafar Manan dan Eko Nugroho) pada pendakian pertama ke Gunung Lawu, bertambah menjadi 7 (tujuh) orang (yakni Ary Heryanto P, Kukuh Setiawan, Imam Mujahidin, Rofiq Anwar, Ary Yulianto, Ari Wibowo S, dan Eko Nugroho) pada pendakian kedua ke Gunung Sindoro. Mengingat kegiatan ini memakan cukup banyak waktu, maka keterbatasan akan waktu libur menjadi hal yang wajib dipertimbangkan.


     
Kesederhanaan ketika berbagi menu makan seadanya, kebersamaan ketika tanpa memandang jabatan tidur dalam satu tenda, kepedulian ketika harus memberikan bantuan dan motivasi mencapai puncak tertinggi, serta kekompakan ketika menjalani susah senang dan panas dingin bersama selama kegiatan pendakian, diharapkan mampu terwujud pula dalam keseharian saat menjalankan tugasnya di institusi Lapas Slawi. Ke depan, kegiatan mount trekking ini akan terus diagendakan (dengan pertimbangan jadwal libur tentunya) sebagai salah satu upaya membangun solidaritas yang semakin baik di antara petugas, serta character building demi terwujudnya karakter petugas pemasyarakatan yang senantiasa sanggup bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas. (Eko Nugroho)


Selasa, 03 Juni 2014

Gandeng LSM, Lapas Slawi Berupaya Menjaga Interaksi Sosial Warga Binaan


       Slawi - Salah satu poin dalam 10 (sepuluh) Prinsip Pemasyarakatan adalah berbunyi " Selama kehilangan (dibatasi) kemerdekaan bergeraknya pada narapidana dan anak didik tidak boleh diasingkan dari masyarakat "(poin 5). Berpedoman pada prinsip inilah Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Slawi menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat Bintang Nusantara Kabupaten Tegal untuk mengadakan sebuah kegiatan yang berlokasi di dalam area Lapas Slawi. Kegiatan bertajuk "LSM Bintang Nusantara Peduli Narapidana Lapas Slawi" ini digelar pada Sabtu (31/05/2014)mulai pukul 10.00 WIB di Aula DR Sahardjo Lapas Slawi.

      
      Selain diikuti oleh seluruh WBP dengan pengawalan petugas Lapas Slawi dan jajaran pengurus dan  anggota LSM Bintang Nusantara, acara juga dihadiri oleh undangan dari Pemerintah Kabupaten Tegal, Kodim Tegal, Brigif 04 Dewa Ratna serta tokoh masyarakat lainnya. Acara diisi dengan persembahan kreasi seni dari warga binaan Lapas Slawi berupa kolaborasi antara grup musik hadrah, gamelan, dan grup ban D'Lapas yang tampil penuh semangat dalam harmonisasi irama musik yang apik. Kyai Jazuli, dari Brebes menjadi pengisi acara selanjutnya. Dengan tausyiah penyejuk hati dan penguat imannya, beliau mampu membuat ratusan WBP Lapas Slawi terlarut dalam suasana perenungan dan introspeksi diri. Tampilan hiburan dari grup organ tunggal yang dibawa oleh LSM Bintang Nusantara menjadi sajian penutup sekaligus sebagai media refreshing bagi para warga binaan.
      
       "Kami sangat mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang terjalin, semoga ini menjadi angin segar bagi program pembinaan yang ada di Lapas Slawi. Perhatian, kepedulian, dan partisipasi dari pihak luar, baik pemerintah maupun swasta sangat kami apresiasi demi berjalannya kegiatan pembinaan yang kami lakukan guna menciptakan output yang jauh lebih baik dan dapat diterima masyarakat" demikian dituturkan Yan Rusmanto, Bc.IP, S.Sos, M.Si, Kalapas Slawi, dalam sambutannya yang juga menceritakan perihal semangat dan antusiasme luar biasa dari warga binaan dalam mengikuti program pembinaan khususnya musik band, yang ditandai dengan bentuk simbal yang sudah tidak layak pakai lagi.

       Respon positif ditunjukkan oleh pihak LSM Bintang Nusantara. Melalui ketuanya, Harjo Yiyatno, LSM ini merasa turut berkewajiban mensukseskan program pembinaan yang dilaksanakan di dalam Lapas, mengingat keberhasilan pembinaan di dalam Lapas berkorelasi terhadap kondusifnya situasi Kabupaten Tegal pada umumnya. "Masalah simbal yang rusak ini kami merasa berhutang dan semoga saja tidak hanya simbal, untuk gitarnya kami juga akan mengupayakan" imbuh Harjo yang kebetulan juga seorang mantan narapidana di Nusakambangan ini yang disambut riuh tepuk tangan hadirin.

         Bupati Tegal, Enthus Susmono, dalam sambutannya yang disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Sekda Tegal, Drs. Adi Mardiatno sangat mengapresiasi positif kerjasama yang terjalin antara Lapas Slawi dengan LSM Bintang Nusantara. Hubungan yang sudah terjalin baik ini semoga dapat terus dibina sehingga mampu mewujudkan simbiosis mutualisme antar kedua lembaga.


         LSM Bintang Nusantara dalam kesempatan ini memberikan bantuan peralatan olahraga berupa papan catur dan perlengkapan tenis meja, yang secara simbolis diterima langsung oleh perwakilan warga binaan dengan disaksikan oleh Kalapas dan perwakilan dari Pemkab Tegal.(Eko Nugroho)