counter

Rabu, 16 Juli 2014

Tunjukkan Empati, Lapas Slawi Gelar "Istighosah Peduli Palestina"

SLAWI - Ada yang "tak biasa" pada pelaksanaan ibadah sholat dhuhur berjamaah di Masjid At Taubah, Senin siang (14/07) kemarin. Tak biasa bukan karena "bilaku tak mendengar suaramu" seperti lirik lagu Alda Risma, melainkan ada momen khusus yang tidak dijumpai pada pelaksanaan yang sama di hari-hari sebelumnya. Ya, hari itu WBP Lapas Slawi diinstruksikan untuk tidak langsung kembali ke kamar hunian masing-masing ba'da sholat dhuhur, guna mengikuti "Istighosah Peduli Palestina". Selain diikuti seluruh warga binaan istighosah ini juga melibatkan para pegawai Lapas Slawi.

"Istighosah Peduli Palestina" ini merupakan bentuk kepedulian keluarga besar Lapas Slawi terhadap konflik yang terjadi di Gaza, Palestina. Acara yang diprakarsai oleh Kalapas Slawi, Yan Rusmanto, Bc.IP, S.Sos, M.Si ini bertujuan untuk mendoakan keselamatan saudara-saudara kita di Gaza, serta segera terciptanya perdamaian di ranah konflik tersebut. "Melalui istighosah ini, kita berupaya untuk mendoakan yang terbaik bagi saudara-saudara kita, miris setiap hari melihat berita penderitaan mereka. Semoga konflik segera teratasi dan perdamaian dapat diwujudkan" demikian terang Kalapas.

Memang sekarang perhatian dunia internasional sedang terfokus kepada konflik yang berujung peperangan antara Israel dan Palestina di Gaza. Pemberitaan yang masif di media semakin menambah menggugah hati umat manusia. Tak terkecuali WBP Lapas Slawi, yang meskipun cuma dapat mengakses siaran televisi di jam-jam tertentu dan terbilang sangat minim, mereka sangat antusias memberikan dukungan dan bantuan sekalipun tidak bisa secara materi mereka mewujudkannya melalui do'a dalam "Istighosah Peduli Palestina" ini.

Dengan terselenggaranya kegiatan "Istighosah Peduli Palestina" ini secara eksplisit menggambarkan tentang pembentukan karakter WBP dari program pembinaan kepribadian yang dijalankan selama ini berjalan cukup efektif, terbukti kepekaan, empati dan kepedulian para WBP kepada sesama, yang meskipun melalui cara yang sangat sederhana, merupakan indikasi dari upaya perbaikan diri para WBP.

Kontributor : Eko Nugroho


Tidak ada komentar:

Posting Komentar