SLAWI-Menjadi pasukan pengibar bendera atau biasa disebut paskibraka ketika upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI merupakan momen yang banyak didambakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Baris berbaris nan rapi, dengan berbagai formasi, melaksanakan tugas sakral mengibarkan Sang Merah Putih akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi siapapun yang dipercaya menjadi bagian daripadanya, tidak luput juga para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Minggu, 17 Agustus 2014 menjadi hari istimewa nan bersejarah bagi 12 WBP Lapas Slawi, dimana mereka dipercaya untuk menjadi pasukan pengibar bendera pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-69 yang diselenggarakan di lapangan serbaguna Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Slawi.
Bukan perkara mudah bagi keduabelas WBP untuk dapat mengemban tugas istimewa tersebut. Sebab, meskipun di dalam lapas, untuk menjadi pasukan pengibar bendera mereka tetap harus melewati proses seleksi yang cukup ketat. Duabelas WBP terpilih ini berhasil menyisihkan belasan WBP lainnya yang juga berminat menjadi Paskibraka WBP Lapas Slawi. Setelah berhasil melewati seleksi, keduabelas WBP terpilih menjalani program pelatihan intensif selama kurang lebih 10 hari yang diberikan oleh Kasubsi Keamanan, Erik Murdiyanto, A.Md.IP, SH, dan Kasubsi Poltatib, Edi Sutrisno, A.Md.IP, SH atas instruksi dari Kasi Administrasi Keamanan dan Ketertiban, Yudo Adi Yuwono, A.Md.IP, SH, MH. Materi latihan meliputi dasar baris-berbaris dan pembuatan formasi pengibar bendera. Kali ini formasi yang diterapkan bagi Paskibraka WBP Lapas Slawi adalah formasi 12.
Ide "memakai" peran WBP dalam Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-69 ini berangkat dari keinginan Lapas Slawi untuk semakin menumbuhbesarkan nasionalisme pada diri WBP. "Selama ini keterlibatan WBP pada penyelenggaraan upacara-upacara di Lapas Slawi hanya sebatas sebagai peserta, dengan dimunculkannya 12 WBP dengan peran sangat vital, sebagai pengibar bendera di Upacara HUT Kemerdekaan ini diharapkan dapat memupuk jiwa cinta tanah air para WBP sekaligus membuka peluang bagi WBP untuk menjalankan peran-peran vital lain ke depannya" ungkap Kalapas, Yan Rusmanto, Bc.IP, S.Sos, M.Si.
Tidak mengecewakan, bahkan pelaksanaan pengibaran bendera dari keduabelas WBP menuai banyak pujian dan komentar positif. Ka. KPLP, Suparno, A.Md.IP, SH misalnya, usai upacara beliau mengomentari sangat positif tentang penampilan Paskibraka WBP Lapas Slawi tersebut. "Bagus, bagus sekali. Awalnya sempat ragu apakah mereka bisa, tapi setelah lihat hasilnya ternyata luar biasa" ungkap Suparno.
Nasionalisme memang bukan perkara sepele. Tanpanya, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini akan sangat terancam. Di tengah isu global tentang mewabahnya "virus" gerakan sparatis ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang juga sudah menjangkit di Indonesia, tentunya patut diwaspadai bahayanya. Menggelorakan gerakan cinta tanah air kepada setiap warga negara merupakan salah satu cara menangkalnya. Di balik jeruji Lapas Slawi, 300-an warga negara Indonesia terus mendapatkan pemahaman tentang nasionalisme dan bela negara. Dengan segala keterbatasan mereka tunjukkan nasionalisme mereka, semoga hal ini dapat menginspirasi Indonesia seluruhnya. Dirgahayu Indonesia, MERDEKA !!
Kontributor : Eko Nugroho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar