counter

Senin, 20 April 2015

Kuatkan Program Pesantren, Lapas Slawi Gandeng Pihak Berkompeten

SLAWI - Guna menguatkan peran program pembinaan kerohanian berbasis pondok pesantren bagi penyelenggaraan keamanan dan ketertiban dan berlangsungnya program pembinaan secara keseluruhan, Lapas Slawi menggelar Rapat Koordinasi yang dipimpin oleh Kalapas Slawi dan dihadiri oleh  pejabat struktural dan penyelenggara program di Lapas Slawi serta perwakilan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tegal dan Pondok Pesantren Ma'hadut Tholabah, Babakan, Lebaksiu, Tegal. Rapat dilaksanakan pada hari Kamis, 16 April 2015, di Aula Baharudin Loppa Lapas Slawi. Rapat ini fokus membahas beberapa permasalahan krusial yang menghambat pelaksanaan program pembinaan kerohanian berbasis pondok pesantren yang sudah berjalan beberapa waktu belakangan ini.

Salah satu fokus utama pembahasan dalam rapat ini adalah mengenai komitmen kerjasama antara Lapas Slawi, Kemenag Kab. Tegal dan Ponpes Ma'hadut Tholabah. Dengan Kemenag Kabupaten Tegal, Lapas Slawi telah menjalin kerjasama yang cukup apik bahkan semenjak Lapas Slawi mulai beroperasi, dalam kaitannya dengan pondok pesantren ini Kemenag Kab. Tegal juga telah membantu dengan menyediakan beberapa tenaga pengajar. Adapun dengan Ponpes Ma'hadut Tholabah, merupakan babak baru yang coba diupayakan demi meningkatnya kualitas pembinaan kerohanian berorientasi pondok pesantren sebagaimana diharapkan. Dalam rapat ini, pimpinan Ponpes Ma'hadut Tholabah menyampaikan apresiasinya terhadap Lapas Slawi, yang mana identik dengan tugas pokoknya di bidang keamanan tetapi juga sangat memperhatikan pembinaan keagamaan kepada para penghuninya. "Kami sebagai institusi yang bergerak di bidang pendidikan agama, merasa punya tanggung jawab untuk turut serta mendukung kegiatan ini" sambung KH. Mohammad S. Baidlowi, pimpinan ponpes Ma'hadut Tholabah.

Kalapas, Yan Rusmanto, dalam kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih atas dukungan dari semua pihak terhadap keberlangsungan Ponpes At Taubah yang ada di Lapas Slawi. "Saat ini yang mendesak segera ada adalah mengenai kurikulum pesantren yang tepat dan tenaga pengajar yang mencukupi, untuk itu kami sangat menyambut baik segala bentuk dukungan dari Kementerian Agama maupun dari Ponpes Ma'hadut Tholabah ini" tambah Yan Rusmanto. Dalam penjelasannya Kalapas juga mengutarakan harapannya untuk menjadikan pembinaan kerohanian yang berorientasi pondok pesantren ini menjadi pembinaan yang wajib diikuti oleh semua penghuni yang beragama Islam sebelum mendapatkan pembinaan dan hak-hak lainnya selama menjalani masa pidana.

Kontributor : Eko Nugroho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar